Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

pembangunan kolam lumba-lumba di UGM ditolak

Puluhan pemuda yang tergabung dalam Animal Friends Jogja (AFJ) dan masyarakat peduli satwa mendemo Universitas Gajah Mada Yogyakarta menolak rencana pembangunan kolam penelitian lumba-lumba.

Disela aksi demonya, mereka menyatakan keberatan dan mendesak pembatalan rencana tersebut. Karena satwa lumba-lumba yang dikolamkan dinilai membunuh binatang satwa itu secara perlahan-lahan.

"Lumba-lumba yang dimasukan dalam kolam itu sangat rentan dan akan stres kalau dikolamkan," kata Angelina Pane, koordinator aksi sekaligus Manager Program Animal Friends Jogja (AFJ), di sela-sela demo, Senin 6 Juni 2011.

Menurut dia, Lumba-lumba dapat dikategorikan sebagai "makhluk yang setara dengan manusia" kata dia.


Lumba-lumba adalah mamalia laut dengan kecerdasan tinggi yang memperlihatkan keahlian dan kesadaran diri yang semula diklaim hanya dimiliki oleh manusia. Penemuan studi perilaku menunjukkan bahwa pertunjukan-pertunjukan lumba-lumba, fasilitas terapi kesehatan dengan bantuan lumba-lumba, dan bentuk-bentuk pengurungan lain, secara psikologis berbahaya bagi lumba-lumba.

"Ini informasi yang keliru tentang gambaran kapasitas intelektual lumba-lumba," kata dia.

Di menjelaskan, lumba-lumba dapat menjelajah puluhan kilometer dalam gerak lurus setiap hari. Ketika hidup di lautan lepas, mereka menggunakan navigasi sonar yang tidak hanya membuat mereka dapat mengetahui jarak, tetapi juga dimensi dan mendeteksi obyek-obyek di sekitarnya, baik makhluk hidup maupun benda mati.

Menurut dia, lumba-lumba yang dipelihara dalam kolam itu membatasi akses kebutuhan alamiahnya. "Itu akan mengakibatkan lumba-lumba stres, kebosanan, dan penurunan sistem kekebalan tubuh," ujarnya.

Melakukan penelitian seharusnya dilakukan di alam bebas, itu jauh lebih bermanfaat bagi perlindungan, pelestariannya.

Post a Comment for "pembangunan kolam lumba-lumba di UGM ditolak"